Rabu, 08 Desember 2010

Jaringan Hewan


Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Sebagai contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel-jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam satu koordinasi (Campbell et al. 1999). Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya. Padasaat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers) berdiferensiasi (dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

1. Jaringan Epithelium
Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm atau endoderm. Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu (1) epithelium satu lapis (simple epithelium). Epithel ini terdiri atas sel-sel berbentuk pipih, kubus, dan silindris (batang). Epithelium pipih selapis ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium bentuk kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan pembuluh darah. Epithel berbentuk silindris (batang) ditemukan pada lambung dan usus. (2) Epithelium berlapis banyak (stratified epithelium) yang dibentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk pipih, kuboid, atau silindris. Epithelium ini dapat ditemukan pada kulit, kelenjar keringat, dan uretra. Beberapa lapisan pada epitheliun ini dapat berubah menjadi sel-sel yang memanjang dan disebut epithelium transisional. Epitel transisional ditemukan pada kandung kemih (vesica urinaria). Disamping itu, terdapat epithelium berlapis banyak semu (pseudostratified epithelium) yang ditemukan pada trakea.
Epitel pipih berlapis, seperti yang terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan mitosis dengan cepat. Sel-sel baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan yang mati. Epitel ini juga sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh makanan yang kasar, seperti yang ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epitelium pipih selapis berukuran tipis dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material dengan cara difusi. Epitel ini ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveoli paru-paru (Campbell et al. 1999).

2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matrik ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Se-sel tersebut mensistesis matriks, dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya (Campbell et al. 1999). Jaringan ikat ini dapat dibedakan menjadi (1) jaringan ikat longgar dan (2) jaringan ikat padat, (3) jaringan lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan (6) tulang.
Diantara enam tipe jaringan ikat, jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan ikat longgar ini hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut penyusun jaringan ikat ini berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot (Campbell et al. 1999).
Jaringan ikat padat/fibrous mempunyai matriks yang banyak mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang (Campbell et al. 1999).
Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak. Jaringan ini digunakan sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan energi. Setiap sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Didalam jaringan lemak, matriks relatif sedikt (Campbell et al. 1999).
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan (Campbell et al. 1999).
Kartilago adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen yang tertanam di dalam matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang) (Campbell et al. 1999).
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks (Campbell et al. 1999). Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup, kanal sentral ini berisi pembuluh darah.

3. Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet (rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos (Campbell et al. 1999).
Otot skelet berstruktur bergaris melintang, berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar (voluntary), karena mampu diatur oleh kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai banyak nukleus yang terletak ditepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop).
Otot jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang. Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena kontraksinya tidak bisa diatur oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah sel. Pada bagian ujung sel, terdapat sambungan rapat, yang membentuk struktur pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel ke sel lainnya selama denyut jantung (Campbell et al. 1999).
Otot polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat dinbbandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary), seperti otot jantung. Otot polos ditemukan pada banyak organ tubuh, diantaranya terdapat pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ dalam seperti usus dan uterus. Membran plasmanya disebut sarkolema dan sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril dengan ketebalan mencapai 1 mikron.

4. Jaringan Saraf
Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron lainnya. Beberapa akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang 1/2 meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel-sel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal (Campbell et al. 1999).

ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan :
1. Mikroskop cahaya
2. Preparat awetan epitelium pipih, kubus, dan kolumner selapis.
3. Preparat awetan jaringan ikat.
4. Preparat awetan otot polos, skelet, dan jantung.
5. Preparat awetan jaringan saraf.

CARA KERJA
Preparat Epitelium.
1. Mintalah preparat epitelium pipih, kubus, dan kolumner selapis pada asisten anda dan dengan menggunakan mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10X10), kemudian dengan perbesaran kuat (10X40).
2. Gambar hasil pengamatan anda baik dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Dengan perbesaran kuat, amati setiap tipe epitelium : bentuk sel, jumlah inti, letak inti, dan ciri morfologi lainnya. Lengkapi gambar anda dengan keterangan.
Preparat Tulang Padat.
1. Mintalah preparat tulang padat pada asisten anda dan dengan menggunakan mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10X10), kemudian dengan perbesaran kuat (10X40).
2. Gambar hasil pengamatan anda baik dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Dengan perbesaran kuat, amati satu buah sistem osteon, yang terdiri atas lakuna, kanal sentral, lamela tulang, kanalikuli, dan kanalis Haversi. Lengkapi gambar anda dengan keterangan.
Preparat Otot Polos.
1. Mintalah preparat otot polos pada asisten anda dan dengan menggunakan mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10X10), kemudian dengan perbesaran kuat (10X40).
2. Gambar hasil pengamatan anda dan beri keterangan selengkapnya.
Preparat Otot Skelet.
1. Mintalah preparat otot skelet pada asisten anda dan dengan menggunakan mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10X10 ), kemudian dengan perbesaran kuat (10X40).
2. Amati preparat otot serat melintang irisan membujur dan irisan melintang, dengan menggunakan perbesaran kuat tentang bentuk sel yang berupa serabut dan adanya inti, garis gelap (anisotrop) dan garis terang (isotrop). Dimanakah letak intinya?
3. Gambar preparat anda dan beri keterangan selengkapnya.
Preparat Otot Jantung.
1. Mintalah preparat otot jantung pada asisten anda dan dengan menggunakan mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10X10 ), kemudian dengan perbesaran kuat (10X40).
2. Amati preparat anda dengan menggunakan perbesaran lemah dan kuat dan bandingkan dengan preparat otot rangka.
3. Gambar preparat anda dan beri keterangan selengkapnya.
Preparat Jaringan Saraf.
1. Mintalah jaringan saraf pada asisten anda dan dengan menggunakan mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10X10), kemudian dengan perbesaran kuat (10X40).
2. Gambar hasil pengamatan anda baik dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Dengan perbesaran kuat, amati satu neuron : badan sel, inti, akson, dan dendrit. Lengkapi gambar anda dengan keterangan.


JARINGAN PADA HEWAN

JARINGAN EMBRIONAL

Jaringan embrional, merupakan jaringan dari hasil pembelahan sel zigot. Jaringan embrional mengalami spesialisasi menjadi 3 lapisan jaringan (triploblastik), lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (entoderm).
Contoh hewan triploblastik : Annelida, Mollusca, Arthropoda, Chordata.

Atau menjadi 2 lapisan jaringan (diploblastik), lapisan ektoderm dan endoderm.
Contoh hewan diploblastik : Coelenterata.

Lapisan-lapisan jaringan tersebut di atas kemudian akan berkembang menjadi organ-organ tubuh dari suatu hewan.

Ada empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga.

Jaringan epitel : jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan.

Jaringan pengikat : sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat jaringan dan alat tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.

Jaringan otot :  jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot polos yang dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung.

Jaringan saraf :  adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta menerima dan meneruskan rangsangan.

1. Jaringan Epithelium

Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm atau endoderm. Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu :

1. Epitel Pipih

a. Epitel pipih selapis
Contoh: pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal.

b. Epitel banyak lapis
Contoh: pada kulit, rongga mulut, vagina.

2. Epitel Kubus

a. Epitel kubus selapis
Contoh: pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium.

b. Epitel kubus banyak lapis
Contoh: pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.

3. Epitel Silindris

a. Epitel silindris selapis
Contoh: pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan bagian atas.
  
b. Epitel silindris banyak lapis
Contoh: pada saluran kelenjar ludah, uretra.

c. Epitel silindris banyak lapis semu/epitel silindris bersilia
Contoh: pada trakea, rongga hidung.

4. Epitel Transisional

Merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah.
Contoh: pada kandung kemih.

2. Jaringan Ikat

Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matriks ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Sel-sel tersebut mensistesis matriks, dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya. Jaringan ikat ini dapat dibedakan menjadi (1) jaringan ikat longgar, (2) jaringan ikat padat, (3) jaringan lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan (6) tulang.

Diantara enam tipe jaringan ikat, jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan ikat longgar ini hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut penyusun jaringan ikat ini berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot.

Jaringan ikat padat/fibrous mempunyai matriks yang banyak mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang.

Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak. Jaringan ini digunakan sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan energi. Setiap sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Di dalam jaringan lemak, matriks relatif sedikit.

Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan.

Kartilago adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen yang tertanam di dalam matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang).

Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup, kanal sentral ini berisi pembuluh darah.

3. Jaringan Otot

Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet (rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos.

Otot skelet berstruktur bergaris melintang, berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar (voluntary), karena mampu diatur oleh kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai banyak nukleus yang terletak ditepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop).

Otot jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang. Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena kontraksinya tidak bisa diatur oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah sel. Pada bagian ujung sel, terdapat sambungan rapat, yang membentuk struktur pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel ke sel lainnya selama denyut jantung.

Otot polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat dinbbandingkan otot skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar (involuntary), seperti otot jantung. Otot polos ditemukan pada banyak organ tubuh, diantaranya terdapat pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ dalam seperti usus dan uterus. Membran plasmanya disebut sarkolema dan sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril dengan ketebalan mencapai 1 mikron.

4. Jaringan Saraf

Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron lainnya. Beberapa akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang 1/2 meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel-sel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal.

Terdapat 3 macam sel saraf :

1. Sel Saraf Sensorik berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang belakang.

2. Sel Saraf Motorik berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.

3. Sel Saraf Penghubung merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.

Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf

Format Pembuatan Makalah


HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN KATA PENGANTAR
HALAMAN DAFTAR ISI
HALAMAN GAMBAR/GRAFIK (JIKA ADA)

BAB I             : PENDAHULUAN
1.1.            LATAR BELAKANG
Berisi tentang alasan pemilihan tema dalam pembuatan paper/makalah.
1.2.            TUJUAN
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai dengan pembuatan makalah/paper.
1.3.            RUANG LINGKUP MATERI
Berisi tentang ilmu atau teori yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam makalah/paper.

BAB II                        : DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
            Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper yang  dipilih. Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian.
            Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa mencantumkan nama, tahun atau buku yang pernah memuat teori tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan tidak diragukan. Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula halaman di mana kutipan tersebut diambil.

BAB III          : PEMBAHASAN    
            Berisi tentang data yang diperoleh di lapangan/kenyataan dan dikaitkan dengan ilmu atau teori yang sudah ada. Jika ada kesesuaian dibahas lebih lanjut dan dapat pula dimasukkan pendapat pribadi yang berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide.
            Jika memang ditemukan ketidaksesuaian antara teori atau ilmu yang sudah ada dengan kenyataan di lapangan, hal ini juga perlu dibahas untuk melihat mengapa hal ini dapat terjadi.Dapat pula dimasukkan pendapat pribadi berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide sehingga antara kenyataan dengan ilmu yang ada, baik yang ada hubungannya maupun tidak, dapat dijelaskan dengan baik dan rinci.

BAB IV          : PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
            Berisi tentang  simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan.

           


            4.2. USUL DAN SARAN
Dapat juga dimasukkan usulan dan saran dari penulis yang sudah dimunculkan dalam pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA
            Berisi seluruh sumber yang digunakan dalam pembuatan makalah/paper. Daftar pustaka dapat berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain. Penulisannya secara lengkap dan mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

LAMPIRAN
            Berisi seluruh gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang mendukung dalam pembuatan makalah.

Renungan


1.Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam
keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam
pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya
Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam
keadaan suci". (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang
diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia
berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan
mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah
sayangilah ia'" (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di
dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang
berada pada shaf - shaf terdepan" (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat
berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam
shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para
malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang
menyambung shaf - shaf" (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang
Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca
'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka
ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa
ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka
ia akan diampuni dosanya yang masa lalu". (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah
melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu
bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara
kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia
melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya,
(para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan
sayangilah ia'" (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan
'ashar secara berjama'ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada
saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai
hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari
hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada
siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul
lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang
ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik
(ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada
malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada
mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?',
mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang
melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan
mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka
pada hari kiamat'" (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan
orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk
saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang
yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada
kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil
baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya
dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata
'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia
dapatkan'" (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana
pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2
malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya
berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang
berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah,
hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang -
orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa "sunnah" (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat
Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin
menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus
70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat
kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di
waktu malam kapan saja hingga shubuh"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra.,
Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar,
"Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada
orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas
seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang
yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya
penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam
lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada
orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al
Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Resume Porifera


RESUME PORIFERA
A.    Porifera
Porifera dikenal sebagai spons atau sponge dan dikelompokkan dalam metazoa (kelompok organisme multi seluler), tetapi tidak seperti metazoa, porifera dikategorikan sebagai organisme berderajat sel. Penamaan porifera didasarkan pada kata porus yang berarti lubang atau pori-pori. Porifera mempunyai organisasi yang sangat sederhana sehingga dimasukkan dalam subkingdom parazoa.

B.     Stuktur dan Karakteristik
Porifera merupakan organisme akuatik sesil dengan bentuk dan warna yang bervariasi, dengan bentuk seperti kantong sampai bentuk kompleks yang asimetris. Pada bentuk-bentuk tersebut tidak dijumpai adanya posterior maupun anterior karena bentukan bersifat buntu (satu saluran).

Bentuk porifera secara umum mengambil bentuk dasar kantong yang dilapisi sel pipih analog dengan sel epithelium yang dikenal sebagai pynacocyte. Kenampakan luar bentukan tersebut menunjukkan adanya pori-pori pada sekujur tubuh yang dikenal sebagai ostium yang berfungsi sebagai saluran masuknya air. Pada daerah oral dijumpai porus dengan ukuran yang relative besar dikenal sebagai osculum yaitu saluran keluarnya air. Pada irisan kantong tersebut terdapat ruangan sebelah dalam porifera yang disebut dengan spongocoel.

Pada penampang iris dinding porifera, terdapat gambaran bahwa porifera termasuk hewan dipoblastik (terdiri dari 2 lapis). Lapisan paling luar merupakan sel-sel pynacocyte sedangkan lapisan paling dalam merupakan sel-sel choanocyte. Kedua lapisan tersebut disela oleh laposan aseluler bersifat gel yang dikenal sebagai mesoglea. Masing-masing sel yang terdapat pada mesoglea mempunyai bentuk dan fungsi yang spesifik dalam menunjang porifera secara mandiri. Sel-sel yang dijumpai pada porifera adalah sebagai berikut:
a.       Choanocyte, merupakan sel berbentuk collar berflagel.
b.      Archaeocyte, merupakan sel porifera yang bersifat totipotensi.
c.       Pnacocyte, sel tersebut berfungsi protektif.
d.      Sclerocyte, merupakan sel penghasil spicula.
e.       Spongocyte, merupakan sel penghasil serabut spongin.
f.       Porocyte, merupakan sel yang membentuk ostium.
g.      Sel penyokong (penguat).

Pada porifera dijumpai 3 tipe morfologi yang berhubungan dengan kompleksitas system kanal, yaitu :
a.       Tipe asconoid, berupa kantong sederhana dengan satu osculum dan banyak ostia.
b.      Tipe syconoid, berupa kantong dengan satu osculum dan lebih bayak ostia.
c.       Tipe leucoid, dengan banyak osculum maupun ostia.

C. Biologi Porifera
 Porifera merupakan organisme pemakan suspensi dengan beberapa familia bersifat karnivor dan simbiotik. Porifera memiliki arti penting ekologis sebagai kontrol populasi bakteri dan mikroorganisme di perairan laut.

Porifera bereproduksi secara aseksual maupun seksual. Secara aseksual porifera menghasilkan individu baru dengan tunas eksternal ( budding ) maupun internal. Kebanyakan porifera bersifat hermaprodit, membentuk sperma dan ovum dalam periode yang tidak bersamaan. Secara seksual porifera membentuk gamet jantan dan gamet betina yang berasal dari sel choanocyte ataupun archaeocyte. Sperma dilepas melalui osculum dalam bentuk kabut. Sperma tersebut ditangkap oleh porifera lain dalam 1 jenis dan selanjutnya ditransport menuju sel telur oleh archaeocyte. Fertilisasi berlangsung di mesoglea.

D. Klasifikasi Porifera
Berdasarkan bentuk dan komposisi kimiawi struktur penyokong, porifera dikelompokkan menjadi 3 kelas ( classis ), yaitu :
a.       Kelas Calcarea ( Calcispongiae ), spikulanya tersusun atas kapur ( kalsium karbonat ), dikelompokkan lagi menjadi 2 ordo yaitu :
1.      Ordo Homocoela ( bersimetri 2 dengan sistem kanal asconoid )
2.      Ordo Heterocoela ( mempunyai sistem kanal asconoid, syonoid, dan leuconoid )
b.      Kelas Demospongiae, spikulanya berbahan silica, serabut spons atau kedua-duanya dijumpai dengan sistem kanal leuconoid.
c.       Kelas Hexatinellida ( Hyalospongiae ), struktur penyokongnya berupa serabut spongin seperti galas dan spikulanya siliceous triaxon dengan 6 percabangan sumbu spikula.